Selain unik, berbagai tradisi pernikahan tiap adat di Indonesia tak bisa ditemukan di negara lain. Tradisi pernikahan tidak hanya saat prosesi pernikahan saja, tetapi juga dimulai dari sebelum pernikahan atau pranikah.
Tradisi malam bainai
Tradisi pranikah yang ada di Indonesia adalah tradisi malam bainai dari Sumatra Barat. Bainai merupakan tradisi yang dilakukan sehari sebelum acara akad nikah di mana para keluarga atau teman calon pengantin melekatkan tumbukan halus daun pacar ke ujung jari calon pengantin perempuan sampai meninggalkan bekas warna merah kekuningan pada kuku. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan sebagai simbol ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga mempelai. Dengan pemberian inai pada kuku pengantin akan menjadi pertanda sang anak telah dipersunting.
Tradisi pingit
Pingit merupakan rangkaian tradisi pernikahan Indonesia dari adat Jawa. Pingit dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari pernikahan. Dalam prosesi ini, kedua calon pengantin tidak diperbolehkan untuk bertemu dan bepergian keluar rumah.
Tujuan dari ritual ini adalah untuk menjaga kesucian kedua calon pengantin dan melindungi mereka dari bahaya. Untuk calon pengantin perempuan, biasanya tradisi ini dibarengi dengan tradisi mandi kembang yang dipercaya dapat membersihkan aura calon pengantin.
Tradisi betanges
Tradisi pranikah adat Palembang ini merupakan ritual mandi uap bagi calon mempelai perempuan yang dilakukan dua atau tiga hari sebelum acara pernikahan berlangsung.
Ritual betanges bertujuan untuk menghilangkan bau badan tak sedap dan mendetoksifikasi sisa racun dalam tubuh. Prosesi betanges dimulai dengan calon pengantin perempuan yang duduk di atas bangku kecil lalu mengaduk-aduk air di dalam panci yang berisikan rempah-rempah betanges seperti daun serai, daun pandan, dan lain-lain hingga mendidih sampai terbentuknya uap.
Kawin Colong
Tradisi kawin colong yang merupakan tradisi pranikah ala masyarakat Banyuwangi khususnya suku Osing. Seperti namanya, pada tradisi ini dilakukan ritual penculikan calon mempelai perempuan oleh mempelai laki-laki.
Prosesi pelaksanaan kawin colong adalah sang laki-laki akan menculik si perempuan, lalu membawa ke rumahnya dan tinggal di sana. Dalam waktu kurang dari 24 jam, sang lelaki harus mengirimkan seorang Colok untuk bertemu dengan kedua orang tua perempuan.
Colok adalah seorang penengah yang akan menjadi perwakilan pihak pria untuk meminta izin kepada kedua orang tua pihak perempuan. Biasanya Colok adalah seorang yang dituakan atau disegani masyarakat, hal ini bertujuan agar orang tua perempuan dapat menghormati sang Colok.
Tradis ngekeb
Ngekeb adalah sebuah upacara di mana calon pengantin perempuan akan menjalani ritual mandi air bunga, keramas air merang, serta luluran dengan ramuan tradisional yang menggunakan beras halus, bunga kenanga, daun merak, kunyit, pandan, dan lain-lain.
Tradisi ini dilakukan bertujuan untuk menyiapkan calon mempelai perempuan dari kehidupan remaja menjadi seorang istri. Setelah seluruh rangkaian prosesi dilakukan, calon pengantin perempuan akan masuk ke kamar pengantin dan tidak diperbolehkan keluar kamar hingga pengantin laki-laki menjemputnya.